Pages

Sabtu, 21 Januari 2017

Sejarah & Hikmah Maulid Nabi Muhammad saw


Merayakan kelahiran Rasulullah memang tak ada hadisnya langsung yang menganjurkan, tapi menyanjung dan bersholawat kepada Nabi ada dalilnya. Nah, Sejarah & Hikmah Maulid Nabi Muhammad saw ini selain untuk mengenang kembali lahiran beliau, juga untuk mengulas tuntas mengenai dalil Al-Qur’an dan Hadits yang menjadi dasar pelaksanannya.
Selain itu, video, tanggal, ceramah atau pidato maulid Nabi Muhammad saw juga akan masuk dalam pembahasan artikel ini, walau mungkin akan dibagi dalam beberap halaman artikel yang lebih lengkap.

Sejarah Peringatan Maulid Nabi

Penulis Caraspot kali ini ingin mengungkapkannya per kasus oleh siapa saja atau kaum apa saja yang senantiasa memperingati maulid Nabi ini.

Dinukil oleh Ibn al-Jauzi

Oleh kaum yang mengharamkan Maulid bahkan senantiasa menjadikan beliau sebagai dasar atau rujukan dari taklid mereka. Namun, dalam salah satulisan Ibnu al-Jauzi sendiri pernah menukil sejarah pelaksanaannya, ia mengatakan bahwa perayaan maulid dimulai pada periode Raja al-Mudhafar. Beliau menceritakan pelaksanaan parayaan maulid tersebut sangat besar dan megah, serta penuh dengan kebahagiaan yang tak terkira. Di antaranya, ada disediakan hingga 5.000 kambing, disediakan pula hingga 10.000 ayam, termasuk 100.000 porsi, dan 30.000 piring manisan. Bahkan dihadiri oleh banyak ulama dan sufi, yang oleh Raja al-Mudhaffar juga menghadiahkan pada setiap mereka 300.000 dinar. (Is’adur Rofiq:1:26)
Adapun dalam situs Wikipedia di sebutkan bahwa Peringatan atau perayaan Maulid Nabi Muhammad pertama kali dilaksanakan oleh Raja Irbil (sekarang wilayah Irak), yakni yang bernama Muzhaffaruddin Al-Kaukabri, tepatnya pada awal abad ke 7 Hijriyah. Ibn Katsir dalam kitab Tarikh menulis:
“Sultan Muzhaffar mengadakan perayaan Maulid Nabi pada bulan Rabi’ul Awal. Dia merayakannya dengan besar-besaran.” Beliu merupakan seorang yang alim, pemberani, dan juga adil.
Oleh Imam al-Sakhawi, beliau mengatakan bahwa awal dilakukannya peringatan maulid Rasulullah ini, yakni sejak abad ketiga hijriyah. Dan sejak itulah, orang-orang Islam akhirnya terus mengerjakannya.
Berdasarkan pakar sejarah yang kompeten di bidangnya, mereka mengungkapkan bahwa yang pertama kali mengadakan acara Maulid Nabi Muhammad saw adalah dari Dinasti ‘Ubaidiyyun atau yang disebut juga dengan Fatimiyyun (yaitu merupakan silsilah keturunan Fatimah). Pendapat ini disepakati oleh Asy Syaikh ‘Ali Mahfuzh yang mana juga disebutkan dalam kitabnya Al Ibda’ fi Madhoril Ibtida’ (hal. 251).
Tak ketinggalan juga Asy Syaikh Bakhit Al Muti’iy, yang merupakan mufti dari negeri Mesir dalam kitabnya yang berjudul Ahsanul Kalam (hal. 44), beliau juga mengatakan bahwa Dinasti ‘Ubaidiyyun lah yang pertama kali merayakan maulid nabi ini.

Hikmah Maulid Nabi Muhammad saw.

Ada banyak sekali makna maulid yang bisa kita ambil berdasarkan beberapa dalil yang sudah dibahas oleh para ulama. Hikmah tersebut bukan hanya sekadar pemahaman kosong belaka, tapi berdasarkan pemahaman terhadap dalil hadits maupun pendapat sahabat Nabi Muhammad saw.

1. Sebagai bentuk kecintaan kepada Rasulullah

Sedikit saya mau menyampaikan juga ungkapan dari orang bijak, yang mana ia mengatakan bahwa “salah satu rukun cinta adalah mencintai apa yang dicintai oleh yang kita cintai”. Maksudnya adalah kalau kamu mengatakan cinta sepenuhnya kepada Allah swt., maka salah satu caranya adalah mencintai apa yang Dia cintai, dalam hal ini adalah Nabi Muhammad saw. Karena beliau adalah manusia yang paling mulia dan paling Allah cintai di muka bumi ini.
Hadits di bawah bahkan menceritakan orang penentang Islam, yakni Abu Lahab, yang karena senangnya dengan kelahiran Nabi sehingga di Neraka ia mendapat dispensasi keringan siksaan oleh Allah, yakni setiap senin tiba.
فقد جاء في البخاري أنه يخفف عن أبي لهب كل يوم الإثنين بسبب عتقه لثويبة جاريته لما بشّرته بولادة المصطفى صلى الله عليه وسلم. وهذا الخبر رواه البخاري في الصحيح في كتاب النكاح معلقا ونقله الحافظ ابن حجر في الفتح. ورواه الإمام عبد الرزاق الصنعانيفي المصنف ج ٧ ص ٤٧٨
Maksud hadits di atas kurang lebih menyebutkan bahwa dikisahkan ketika Tsuwaibah, yakni budak perempuan Abu lahab, paman nabi, menyampaikan berita gembira mengenai kelahiran sang bayi yang sangat mulia, yakni Muhammad saw., maka Abu Lahab pun langsung memerdekan Tsuwaibah sebagai tanda cinta dan kasih sayangnya pada kelahiran Muhammad kecil. Dan karena kegembiraannya itulah, maka kelak di hari kiamat, siksa atas dirinya diringankan setiap masuk hari senin. (HR. Bukhari)
Jadi, senang saja sama kelahiran nabi sudah begitu besar pahalanya, apalagi kalau kita mau mengenang kembali sejarah maulid nabi muhammad saw dalam bentuk membaca perjalanan dan kemuliaan sifatnya serta menyanjung beliau dengan sanjungan yang baik.
Akan lebih jelas lagi jika anda membaca : Kisah Nabi Muhammad dari Lahir sampai Wafat

2. Mencari Ridho dan Rahmat Allah swt.

Tak ada yang lebih berharga di dunia ini selain dari rahmat dan ridho-Nya. Karena dengannya kita akan merasa tentram dan dami hidup di dunia  yang fana ini.
Imam Syafi’i sendiri mengungkapkan bahwa “Barang siapa yang mengumpulkan sanak saudaranya guna memperingati Maulid nabi Muhammad saw., kemudian menyediakan di dalamnya makanan, juga tempat, serta berbuat baik untuk mereka serta ia menjadi orang yang denganya dibacakannya maulid nabi, maka Allah akan membangkitkan dia bersama-sama orang yang jujur, serta para syuhada dan orang-orang sholeh. Dan dia akan dimasukkan dalam syurga na’im.”
Beliu memang bukan Nabi (ini biasa argumen yang ditujukan pada Imam Syafi’i soal panduan sholat yang diajarkan oleh beliau), tapi bila kita mau lebih jeli, maka sebenarnya kita akan tau bahwa ada hadits yang berbunyi begini: “barang siapa mencintaku, maka ia akan bersamaku di syurga”. Jadi apa yang diungkapkan beliau terhadap hikmah maulid Nabi Muhammad saw. di adakan bukan dari pikiran beliau sendiri, melainkan dari ungkapan Nabi yang ia kutip.
Hal di atas senada dengan yang diungkapkan oleh Imam Sirri Saqathi yang mengatakan bahwa orang yang sedang berada di tempat perayaan maulid ibarat berada di taman-taman surga.
hikmah dan sejarah maulid nabi muhammad saw.

3. Tanda Kesempurnaan Iman

Dalam hikmah maulid nabi muhammad ini jelas sekali alasannya sehingga perlu dirayakan. Ya, sebab mencintai Nabi selayaknya lebih kita utamakan dari pada mencintai yang lainnya, seperti pacar, harta benda, dan bahkan orang tua dan anak kita sendiri.
Penulis juga menambahkan, dewasa ini banyak sekali umat muslim yang merayakan hari-hari yang tidak ada dasarnya dalam ajaran Islam, seperti hari Valentine atau kasih sayang yang kisahnya malah dari pendeta, atau juga misalnya merayakan hari jadi pacaran yang gak jelas dasarnya dalam Islam, bahkan pacaran itu sendiri sebenarnya haram, tapi kok malah kita lebih rutin dan bersemangat melakukannya? kenapa dengan maulid yang nilainya positif malah banyak yang menentangnya? Aneh kan?
Ungkapan di tas tak berlebihan kiranya, karena didasari oleh hadits berikut:
لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحبّ إليه من ولده ووالده والناس أجمعين.
Artinya:
“Tidaklah sempurna iman salah satu diantara kalian, sehingga aku (Nabi Muhammad saw.) lebih dicintai olehnya daripada anaknya, orang tuanya dan seluruh manusia.” (HR. Bukhori Muslim).
Sehingga, bisa saya katakan, kalau orang yang lebih mendukung perayaan hari jadi pacaran dan valentine dan menolak pelaksanaan maulid adalah salah satu bentuk ketidakcintaan pada Rasulullah Muhammad saw.

Dalil Hadits maupun Qur’an soal Maulid

Setiap nash yang dikutip dalam artikel ini disebutkan sumbernya dan bisa dijadikan pertimbangan, walau tak mesti anda jadikan referensi utama.
a. Dasar dari Al-Qur’an
إنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. al-Azhab: 56)
Pertanyaannya, mengapa Allah juga bershalawat kepada Rasul-Nya? Bukankah Dia adalah Dzat yang Mahakuasa? Ya, betul demikian, namun shalowat Allah SWT kepada Nabi yang merupakan makhluknya yang paling mulia dan paling Dia cintai merupakan sebagai bentuk rahmat dan keberkahan kepada beliau.
Adapun para malaikat, mereka juga melakukan shalawat kepada kepada Nabi Muhammad saw, namun sebagai bentuk pujian kepada Nabi kita dan juga tawassul permintaan ampunan mereka kepada Allah Tuhan semesta Alam. Pertanyaan terakhir adalah alasan umat Islam melakukan sholawat, ya tak lain tujuannya sebagai bentuk penghormatan.
Penulis pribadi sendiri mengambil hikmahnya, karena beliaulah yang telah memperjuangkan Islam hingga bisa kita anut hingga sampai saat ini. Dan kita tentu sudah tahu bahwa nikmat imanlah yang merupakan nikmat yang paling tinggi nilainya. Sehingga, wajarlah shalawat kepada Rasulullah saw. senantiasa kita panjatkan di setiap saat, terutama dalam sholat 5 waktu.
b. Dasar Hadits
أن إبليس رن أربع رنات: رنة حين لعن، ورنة حين أهبط الى الأرض، ورنة حين ولد رسول الله صلى الله عليه وسلم، ورنة حين أنزلت فاتحة الكتاب
“Sesungguhnya Iblis berteriak sambil menangis pada empat hal kejadian, Pertama, yakni ketika ia dilaknat oleh Allah, dan kedua, ketika iblis diusir turun ke bumi, ketiga adalah ketika Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam dilahirkan, serta yang keempat, saat surat al-Fatihah diturunkan.”. (Oleh Syaikh Ibnu Muflih dari Ibn Mukhlid yang mengisahkan kisah ini dari Hasan al-Bashri)
Oleh kaum Aswaja menjadikan ini sebagai dalil untuk membantah kaum yang menentang perayaan kelahiran Nabi Muhammad. Mengapa demikian? karena mereka beralasan bahwa upaya kaum yang kontra terhadap peringatan maulud Rasulullah saw. sama halnya dengan Iblis yang menangis karena dilahirkannya beliau.
c. Ungkapan dan Pendapat Ulama
Ada banyak sekali pendapat ulama yang bisa kita nukil mengenai perayaan maulid nabi Muhammad, baik itu dari golongan yang pro maupun yang kontra. Di antaranya adalah :
1. Ibnu Taymiyah
Perlu diketahui, banyak orang yang menjadikan beliu sebagai kiblat yang kontra terhadap perayaan maulid, tapi dalam salah satu kitab karangannya, yakni Iqtidla’u al-Shirati al-Mustaqim, Mukholafatu Ashhabi al-Jahim, malah beliau menulis sebagai berikut:
“Mengagungkan maulid (Nabi Muhammad) dan melaksanakannya secara rutin (setiap tahun), yang kadang diadakan oleh sebagian orang. Dan baginya dalam perayaan maulid tersebut, pahala yang besar karena tujuannya yang baik dan mengagungkan kemuliaan Rasulullah SAW. dan keluarga beliau. Sebagaimana yang telah aku sampaikan padamu. (Iqtidla’u al-Shirati al-Mustaqim, Mukholafatu Ashhabi al-Jahim hal. 297)
Jadi jelas, Ibnu Taimiyah bahkan mengungkapkan bahwa merayakan maulid tiap tahum mengandung pahala yang besar bagi yang merayakannya.
2. Ibnu Jubair
Beliau adalah seorang Rohalah yang lahir pada tahun 540 Hijriyah, beliau menyebutkan dalam kitabnya yang diberi judul Rihal:
“Tempat yang penuh berkah ini dibuka, yakni rumah Nabi saw., dan semua laki-laki memasukinya untuk mengambil berkah dengannya di setiap hari senin dari bulan Rabi’ul Awwal. Di hari dan bulan inilah Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam dilahirkan “ (Sumber: Rihal, Ibnu Jubair : 114-115)
Berdasarkan pernyataan Ibnu Jubair di atas maka jelaslah bahwa saat itu perayaan maulid Nabi merupakan sudah menjadi tradisi bari umat muslimin yang ada di kota Makkah sebelum kedatangan Ibnu Jubair di kota Makkah dan juga Madinah dengan acara yang lain. yaitu dengan membuka rumah Nabi Muhammad untuk umum agar mendapat berkah darinya.
Semoga tulisan soal Sejarah & Hikmah Maulid Nabi Muhammad saw – Peringatan Kelahiran Rasulullah ini bisa jadi referensi buat anda semua dan menjadikan kita lebih terbuka dan tidak menyalahkan orang lain, entah itu dari Muhammadiyah, NU – Nahdatul Ulama, dan golongan agama lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar